Di antara resort-resort mewah di Phuket, The Slate hadir dengan pendekatan yang sangat berbeda. Bukan hanya soal desain yang artistik, tapi juga cerita, nilai, dan keberlanjutan.
Resort ini bukan sekadar tempat menginap, tapi sebuah pengalaman mendalam yang menyentuh sisi sejarah, budaya, hingga lingkungan.
Dibangun dari Warisan, Dihidupkan oleh Imajinasi
Berlokasi di kawasan Nai Yang Beach yang damai, The Slate berdiri di bekas area tambang timah milik keluarga Na-Ranong, yang dulunya merupakan bagian penting dari sejarah perdagangan timah Phuket. Alih-alih menghapus masa lalu, hotel ini justru memeluknya dengan penuh estetika.
Dirancang oleh arsitek ikonik Bill Bensley, The Slate menyulap elemen-elemen bekas industri seperti baja, logam, dan kayu tua menjadi bagian dari desain bergaya industrial-chic yang memikat. Hasilnya adalah suasana yang unik, bold, tapi tetap hangat dan menyatu dengan alam tropis sekitar.
Lebih dari 90% aksesori dekorasi di hotel ini dibuat khusus menggunakan material lokal dan daur ulang. Ini bukan hanya tentang gaya, tapi juga filosofi untuk tetap menghormati tanah dan sejarah tempat mereka berpijak.
Menginap di Tempat yang Bernapas Bersama Alam
The Slate punya kebun sendiri yang menanam sayuran dan rempah-rempah seperti lengkuas, basil Thailand, cabai, lada, dan rosemary—semuanya dipakai langsung di dapur restoran untuk membuat hidangan lokal yang segar dan otentik.
Yang lebih keren lagi, sisa makanan tidak dibuang begitu saja. Makanan berlebih dimanfaatkan untuk kantin staf atau disumbangkan ke sekolah-sekolah di sekitar hotel. Sebuah langkah kecil, tapi punya dampak besar—menunjukkan bahwa hospitality bisa berjalan beriringan dengan tanggung jawab sosial.
Berlokasi hanya 10 menit dari Bandara Internasional Phuket, The Slate berada di tempat yang sempurna untuk pelarian singkat yang tetap terasa eksklusif. Pantai Nai Yang yang tenang dan alami memberi ruang untuk relaksasi, jalan kaki sore, atau sekadar menikmati suara ombak tanpa gangguan.